Home » The Boeing Downfall: Legacy of Corruption, Mismanagement, and Erosion of Trust

The Boeing Downfall: Legacy of Corruption, Mismanagement, and Erosion of Trust

Research and Study by Indev

Boeing A Pioneer in Aviation

Pada tahun 1916, William E. Boeing membangun perusahaan di Seattle, Washington yang menjadi permulaan dari sejarah perusahaan Boeing yang memulai sebagai perusahaan yang memproduksi pesawat tempur, pionir pesawat modern, hingga skandal Boeing 737 Max.

“Queen of Skies”

Boeing berevolusi menjadi frontrunner di bidang perjalanan udara dengan Boeing 747 ikonik yang dijuluki sebagai “The Queen of Skies” dan Boeing 777 yang merupakan pesawat pertama yang dirancang sepenuhnya dengan menggunakan teknologi komputer atau teknik Computer-Aided Design (CAD).

Boeing 737 Max

Hal ini berubah pada tahun 2011, saat Boeing memperkenalkan 737 Max sebagai Upaya menyaingi rival mereka Airbus yang telah mengeluarkan A320NEO (New Engine Option). Namun alih alih membuat pesawat baru dari awal, Boeing mengupgrade model pesawat lama dengan mesin baru yang lebih hemat bensin.

Desire to Maintain

Dengan menggunakan model pesawat lama yang telah bersertifikat, Boeing 737 Max tidak perlu melewati tahapan panjang seperti pesawat pesawat baru pada umumnya. Selain itu, Boeing juga ingin mempertahankan communality, dimana air crew dapat menerbangkan Boeing 737 meskipun modelnya berbeda. Keinginan ini lah yang membuat 2 kecelakaan pada masa depan

The Downfall

Pada 29 Oktober 2018, pesawat Lion Air JT 610 dengan model Boeing 737 Max jatuh beberapa menit setelah take off, menewaskan 189 penumpang dan kru. Beberapa bulan berselang pada tanggal 10 Maret 2019 pesawat serupa milik Ethiopian Airline mengalami kecelakaan serupa dan menewaskan 157 penumpang dan kru.

 

MCAS

Kecelakaan ini diduga ditimbulkan oleh kurangnya transparasi pihak Boeing terkait teknologi MCAS. MCAS (Maneuver Characteristics Augmentation System) merupakan teknologi baru yang digunakan Boeing untuk menghadapi permasalahan yang ditimbulkan oleh mesin yang lebih berat pada model pesawat lama. Namun Boeing menolak memberikan informasi informasi penting terkait MCAS dan tidak memberikan pelatihan yang layak bagi pilot. Kurangnya transparasi dan pelatihan yang layak bagi pilot lah yang akhirnya menyebabkan ratusan orang meninggal dunia dalam kejadian kecelakaan Ethiopian Airlines Flight 302 dan Lion Air Flight 610.

Problems

Kedekatan Boeing dengan Federal Aviation Administration (FAA), membuat Boeing memiliki kekuasaan lebih dalam urusan sertifikasi keamanan. Berbagai laporan menyatakan bahwa petinggi FAA mendasari investigasi menggunakan keterangan Boeing alih alih melakukan investigasi independen. Sebagai tambahan, Boeing juga melakukan beberapa kesalahan dalam hal quality control dan kesalahan manufaktur. Dan sebagai nail in the coffin, Keputusan perusahaan yang lebih memilih outsource teknisi yang dibayar rendah sebagai strategi penghematan cost operasi, menurunkan kualitas dari produk Boeing itu sendiri.

Keputusan Top Management Boeing merubah arah perusahaan Boeing dari Engineering-led company menjadi profit pulling business telah menciptakan lingkungan kerja yang tidak baik serta meningkatkan resiko keselamatan penumpang. Diperlukan adanya shifting dalam kultur koorporat Boeing menjadi lebih mengedepankan keselamatan, kolaboratif, dan etika serta menghadapi konsekuensi dari korupsi dan mismanagement sehingga Boeing dapat kembali menjadi pionir dalam riset, development, serta kepercayaan di bidang udara.

Daftar Pustaka

https://www.reuters.com/business/aerospace-defense/boeing-deliver-last-747-saying-goodbye-queen-skies-2023-01-31/

https://www.businessinsider.com/boeing-737-max-timeline-history-full-details-2019-9#the-desire-to-retain-that-commonality-is-what-eventually-led-to-the-two-crashes-heres-why–18

https://medium.com/swlh/boeings-crisis-mismanagement-ef0af9cc3f6